Belajar dari Kuala Lumpur

Semua kita punya, sayang tidak terkelola dengan baik. Kenyamanan transportasi jadi kendala utama...

Penghambaan dan Megalitikum

Hatiku tergetar setiap kali mengenang Sumba Barat, kabupaten di NTT yang kaya budaya dan masih kuat mempertahankan adat...

Dari Karimun Jawa sampai Lawang Sewu

Berenang dengan ikan hiu? Karimun Jawa tempatnya. Datangi juga Lawang Sewu, gedung tua yang terbengkalai, tapi jadi tempat eksperimen foto yang menakjubkan...

Berpetualang di Tanjung Puting

Bisa menyusuri sungai, melihat buaya, kera ekor panjang, kunang-kunang dan tingkah polah orang utan, rasanya memang layak diperjuangkan...

Archive for Maret 2011

Jadi Bangsawan di Punggung Gajah



ADA kumpulan gajah di Bali? Itu sih sudah banyak orang yang tahu. Tapi jangan sekadar tahu. Coba rasakan sendiri saat dijemput gajah, duduk di punggungnya, lalu diantar ke tempat sarapan. Teman saya bilang, seperti raja dan ratu atau paling tidak bangsawan dari India dan Thailand.


Saya sendiri malah teringat film Anna and The King (1999) yang dibintangi Jodie Foster dan Chow Yun Fat. Utamanya saat diajak bersafari siang dan malam hari dengan trek sepanjang kurang lebih 2-3 km. Cakupannya area Elephant Safari Park di Desa Taro, Bali, dan jalanan umum yang melintasi perkebunan penduduk.


Cara naik ke punggung gajahnya mudah saja karena di setiap kamar, perhentian awal maupun akhir, selalu berbentuk rumah panggung yang tingginya sejajar dengan tinggi gajah. Jadi tinggal menginjak punggungnya sedikit, kita sudah bisa langsung duduk di kursi kayu yang disediakan.

Awalnya memang cukup tegang. Tapi lama-kelamaan badan bisa mengikuti irama langkah kaki gajah. Sesekali binatang asal Sumatra ini berhenti sejenak, mengonsumsi buah hutan yang jatuh di jalanan. Mereka juga senang mengumandangkan suara lenguhan kencang yang sering kali disahuti rekan sesama gajah. Bisa dipastikan putra-putri Anda akan menampilkan wajah takjub dan teriakan senang.


Wisata edukasi


Elephant Safari Park Bali bukan hanya menawarkan wisata petualangan. Mereka juga membuat konsep wisata pendidikan. Pengetahuan pengunjung yang datang di area seluas 3,5 hektare ini akan bertambah, dan diharapkan bisa menggugah rasa cinta pada alam dan lingkungan.

Sambil bersafari menikmati pemandangan dari atas punggung gajah, pawang yang memegang kendali akan menjawab semua pertanyaan. Misalnya, gajah itu ternyata perlu makan 200-250 kg per hari. Makanannya daun dan pelepah pohon pisang serta kelapa. Mereka butuh minum 80 liter per hari, hanya sedikit tidur dan hampir terus-menerus mengunyah makanan. Juga diinformasikan seputar bagaimana tingkah laku mereka. Arum, misalnya, merupakan gajah betina yang suka berjalan cepat. Mr Wong menjadi semacam jagoan di kawasan itu. Sifatnya jelas tak mau kalah, dialah pejantan dari tiga gajah yang hamil, dua di antaranya sudah melahirkan.

Merogoh Kocek di Kampung Gajah


 SOAL Kreativitas, Bandung memang gak ada matinya. Bosan dengan wisata yang itu-itu saja, jangan khawatir. Di Kota Kembang, objek wisata baru tidak pernah berhenti bermunculan. Kini, di Kawasan Lembang, tepatnya di Jalan Sersan Bajuri,  hadir objek wisata baru, Kampung Gajah.
Apa yang bisa dilakukan di Kampung Gajah? Jawabnya buanyaaaaak. Anak-anak pasti suka. Ada ATV,

 Gokart, mobil dan sepeda motor kecil di lapangan teletabbies, taman bermain (play ground) yang dilengkapi dengan sepeda dan becak kecil, sampai flying fox. Yang disebutkan itu,m baru sebagian.
Soal makan, tempat ini juga menawarkan jajanan cukup lengkap. Restoran Jepang, makanan khas Sunda, sampai gerai kecil-kecil yang menjual batagor hingga tahu gejrot (makanan khas Cirebon).
Di tempat ini, dijamin, anak-anak senang, antusias Ingin mencoba ini, itu. Sebagai bayaran, siap-siaplah merogoh kocek dalam jumlah besar. Di Kampung Gajah, fasilitas permainan dibanrol cukup mahal.
Saat kami sekeluarga dating, Tiket ATV besar dikenai tiket sebesar Rp125 ribu, ATV anak Rp30 ribu dan Rp40 ribu/10 menit (harga tergantung jenis ATV), perahu karet Rp25 ribu/10 menit, perahu mesin Rp50 ribu/10 menit, dsb.
Di pintu masuk Kampung Gajah, tertulis harga tiket untuk anak dan orang dewasa, juga kendaraan. Saya lupa berapa harga tiketnya, karena saat datang Senin (28/3), petugas mengatakan bebas biaya masuk, kecuali untuk kendaraan.

Taman Kekuasaan dan Cinta

 INI tempat raja memilih selir, menyaksikan tarian dan memandangi daerah kekuasaannya dari puncak Pulau Kenanga.
Berwisata ke kompleks keraton? uuuh jangan-jangan membosankan. Barangkali itu yang pertamakali mampir di benak banyak wisatawan, khususnya dari dalam negeri. Jangan berprasangka dulu sebelum melihat.
Coba tengok Taman Sari, tempat mandi para selir Sultan Yogyakarta. Pemandangan dan cerita di balik semua itu akan membangkitkan sesuatu di dalam hati Anda. Teman saya bilang, itu bagian dari romantisme. Ada lagi yang mengatakan, cerita yang disampaikan akan mengusik semangat persamaan gender.
Mana yang benar, sangat tergantung pada pribadi masing-masing. Yang jelas, Taman Sari akan membangkitkan beragam perasaan. Mungkin kagum, heran, hormat, gemas, atau entah apa lagi yang bisa muncul.