Belajar dari Kuala Lumpur

Semua kita punya, sayang tidak terkelola dengan baik. Kenyamanan transportasi jadi kendala utama...

Penghambaan dan Megalitikum

Hatiku tergetar setiap kali mengenang Sumba Barat, kabupaten di NTT yang kaya budaya dan masih kuat mempertahankan adat...

Dari Karimun Jawa sampai Lawang Sewu

Berenang dengan ikan hiu? Karimun Jawa tempatnya. Datangi juga Lawang Sewu, gedung tua yang terbengkalai, tapi jadi tempat eksperimen foto yang menakjubkan...

Berpetualang di Tanjung Puting

Bisa menyusuri sungai, melihat buaya, kera ekor panjang, kunang-kunang dan tingkah polah orang utan, rasanya memang layak diperjuangkan...

Archive for 2011

jelajah Sungai & Hutan di Tanjung Puting

Camp Lakey


NUSANTARA sungguh kaya. Cobalah sekali waktu berwisata ke Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Titik keberangkatan untuk semua kegiatan di kabupaten ini ada di Ibukota Kabupaten, Pangkalan Bun. Tidak usah khawatir soal penginapan, karena Pangkalan Bun memiliki banyak hotel kelas melati dengan tarif di bawah Rp200 ribu, hingga hotel bintang tiga dengan tarif sekitar Rp500 ribu.
Yang perlu dipikirkan adalah transportasi. Angkutan umum bisa dikatakan kurang lancar. Tapi banyak kendaraan ojek yang mangkal di setiap tikungan. Jika ingin lebih nyaman, sewalah kendaraan dengan harga sewa sekitar Rp400 ribu untuk satu hari.

Tanjung Puting 


Taman Nasional Tanjung Puting merupakan satu tempat yang tidak boleh lewat dari kunjungan. Kotawaringin Barat terkenal hingga mancanegara karena Taman Nasional Tanjung Puting yang jadi salah satu tempat lepas liar dan penelitian orang utan.
Untuk ke Tanjung Puting, Anda harus datang ke Pelabuhan Kumai, sekitar satu jam dari Pangkalan Bun. Di pelabuhan inilah Anda bisa menyewa perahu klotok atau pun speed boat. Jika punya banyak waktu, pilihlah perahu klotok yang bisa memuat rombongan, tergantung besar kecil perahu. Sewa untuk perahu klotok kecil dengan kapasitas 15-20 orang sekitar Rp1 juta perhari.
Perjalanan dengan perahu klotok ke Tanjung Puting membutuhkan waktu sekitar 6 jam perjalanan. Karena itu, biasanya wisatawan menginap di atas perahu yang diparkir di pinggir sungai. Jika beruntung, Anda bisa melihat ratusan kunang-kunang terbang menerangi angkasa. Di pagi hingga sore hari, kera ekor panjang, aneka spesies burung, dan juga buaya bisa dilihat dari perahu.
Soal makanan, jangan khawatir. Jika menggunakan perahu klotok, Anda bisa menyewa juru masak dan membeli bahan mentah, makanan kecil, kopi, dll. Nah, nikmati kesunyian dan keindahan alam di atas perahu.
Untuk speed boat, harga sewanya sekitar Rp500 ribu hingga Rp600 ribu. Karena waktu tempuhnya lebih pendek, Anda bisa berangkat pagi dan pulang sore. Jangan lupa membawa bekal makanan untuk disantap di Camp Lakey, tempat pemeriksaan tiket dan camp awal bagi wisatawan yang ingin makan dan beristirahat, sebelum masuk ke taman nasional.
Setiba di taman nasional, bisa jadi Anda akan sangat beruntung atau justru kurang beruntung. Ketika musim buah tiba, biasanya orang utan asyik bermain di tengah hutan, jarang muncul ke pinggiran. Tapi saat buah hutan mulai berkurang, mereka biasanya bermunculan. Terkadang sudah memberi sambutan di pintu masuk.
Hati-hati bagi Anda yang membawa makanan. Saat melihat dan mencium makanan, orang utan yang tengah dilepas liar ini bisa sangat tertarik. Memegangi tangan atau kaki Anda, dan tak mau melepas sampai seluruh makjanan diberikan. Meski aturannya tidak boleh memberi makan, namun kenyataannya,. kerapkali wisatawan  melakukan pelanggaran.
 Lepas dari itu, salah satu atraksi yang bisa dilihat di Tanjung Puting, ialah memberi susu pada orang utan yang baru dilepas liarkan dan membutuhkan adaptasi. Untuk bisa menyaksikan, Anda harus berjalan kaki masuk ke dalam hutan kurang lebih sekitar satu jam. Mengasyikkan berjalan di bawah rerimbunan pohon, ditemani bau tanah segar.
Orang utan yang muncul, sebagian ada yang jinak bahkan cenderung bermanja-manja. Ada yang enggan berjalan jika tidak digandeng. Dan...menggandeng orang utan ternyata luar biasa berat. Untuk orang utan jantan dewasa, tingginya bisa mencapai 150 cm dengan berat 120 kg.Sedangkan betinanya tinggi 120 cm dengan berat 45 kg saja. Meski demikian, ketika menggandeng orang utan betina dewasa, beratnya sungguh terasa.
Di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) Anda bisa mempelajari banyak hal. Tentang riwayat orang utan, ancaman kepunahan, usianya yang mencapai 35 tahun, perlindungan luar biasa  induk orang utan terhadap anaknya, hingga sentilan untuk mengingatkan kita, berapa banyak kayu yang dipakai saat Anda menggunakan kertas, sumpit kayu, hingga batang korek api.
Pendek kata, Tanjung Puting layak dikunjungi.

Tips
1. Saat ini ada pesawat dari Jakarta, Semarang, dan Surabaya yang langsung ke Bandar Udara Iskandar, Pangkalan Bun. Harga tiketnya antara Rp700 ribu hingga Rp1 juta satu kali jalan.
2. Jika tidak mengikuti paket tur dan tidak ada jemputan, pilihlah taksi bandara. Tarifnya sekitar Rp50 ribu hingga tiba di pusat kota.
3. Jika akan menuju Pelabuhan Kumai, bisa menggunakan ojek dengan biaya sekitar Rp30 ribu. Atau lebih enak menyewa kendaraan sekali jalan sekitar Rp100 ribu hingga Rp150 ribu.
4. Tiket masuk TNTP bisa dibeli di Pelabuhan Kumai, satu orang Rp7.500 (lokal) dan Rp70 ribu (mancanegara). Kamera Rp5.000 (local) dan Rp70 ribu (mancanegara. Handycam Rp15 ribu (lokal) dan Rp150 ribu (mancanegara). Biaya parkir perahu klotok Rp50 ribu (tanpa batas waktu).

Dari Karimun Jawa sampai Lawang Sewu


INGIN wisata yang sedikit berbeda? Datanglah ke Semarang Jawa Tengah. Anda bisa melakukan tur dalam kota, wisata kuliner, kemudian menyeberang ke Karimun Jawa. Silakan melakukan diving atau menginap di tengah laut dan berenang bersama hiu-hiu.

Karimun Jawa

Kegiatan apa yang bisa dilakukan di Kepulauan Karimun Jawa? Jawabannya banyak! Mulai dari menikmati keindahan pantai, snorkling, hingga diving. Pulau Karimun Jawa merupakan satu dari lima pulau di Kepulauan Karimun Jawa yang berpenghuni. Pulau-pulau lain bisa dikatakan kosong, namun beberapa ditinggali segelintir orang.

Di antaranya adalah Pulau Menjangan Besar. Untuk mencapai pulau ini, dari Karimun Jawa bisa ditempuh dengan perahu motor nelayan sekitar 10-15 menit perjalanan. Harga sewanya sekitar Rp300 ribu, untuk pemakaian satu harian.
Di Menjangan Besar, Anda akan menjumpai satu rumah apung yang sering dijadikan tempat menginap dengan harga sewa yang bisa dikatakan sangat murah, sekitar Rp100 ribu (sudah termasuk tiga kali makan, dengan aneka hidangan laut, terutama ikan-ikan segar).
Jika Anda menginap, buatlah janji penjemputan dengan pemilik kapal nelayan yang sudah digunakan.
Rumah apung dikelilingi air laut yang sudah diberi batasan-batasan. Di dalam batasan itulah berkeliaran hiu-hiu dalam berbagai ukuran. Hiu-hiu itu cukup jinak karena sudah kenyang diberi makan. Para wisatawan yang punya keberanian silakan berenang bersama hiu. Asal tidak ada luka yang mengeluarkan darah, dan tidak memegang ekor hiu, pemilik rumah apung menyatakan aman.
Di Menjangan Besar, meski tempat menginapnya sangat-sangat sederhana, namun, tempat ini banyak diminati. Bukan hanya wisatawan nusantara yang tertarik untuk memancing dan melakukan kegiatan lain, tetapi juga wisatawan mancanegara, terutama mahasiswa dan backpackers.
Saat Anda menginap di rumah apung, nikmati sensasinya. Ketenangan yang hanya dipecahkan bunyi ombak, kegelapan langit saat malam menyelimuti, semuanya memunculkan perasaaan sangat sangat kecil. Tidak berdaya melihat kebesaran Sang Maha.
Sebagai tambahan informasi, dari Semarang Karimun Jawa bisa ditempuh dengan kapal motor dan kapal cepat. Jika ingin lebih cepat gunakanlah jasa kapal cepat. Jadwalnya bisa Anda tanyakan terlebih dahulu, karena tidak setiap hari beroperasi. Harga tiketnya sekitar Rp150 ribu. Wahtu tempuh sekitar 2 jam perjalanan.
Bisa juga menggunakan KM Muria, kapal penumpang yang bisa memuat sekitar 250 orang. Waktu tempuh sekitar 5-6 jam. Harga tiketnya bervariasi, tergantung kelas, antara Rp25 ribu sampai Rp60 ribu.

Lawang Sewu


Lawang Sewu merupakan salah satu bangunan tua di Semarang yang unik dan indah. Sayang karena tidak lagi berfungsi, gedung ini jadi terbengkalai hingga memunculkan cerita-cerita horor.
Lawang Sewu terletak di kompleks Tugumuda, pusat Kota Semarang. Dinamai Lawang Sewu karena gedung bergaya art deco ini memang memiliki banyak pintu (lawang), meski jika dijumlah tidak mencapai seribu (sewu).
Gedung ini merupakan karya arsitek Belanda Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag. Catatan sejarah menunjukkan, Lawang Sewu dibangun sekitar 1903.
 Lawang Sewu sudah seringkali berubah fungsi. Pernah menjadi kantor PT Kereta Api Indonesia, kantor Kodam IV Diponegoro, dan juga Kanwil Departemen Perhubungan. Kini. Lawang Sewu tak berpenghuni, mangkrak hingga beberapa bagian tampak rusak.

Meski demikian, pesonanya tidak padam.Lawang Sewu menjadi salah satu tempat favorit bagi  fotografer amatir dan profesional untuk bereksplorasi. Para wisatawan pun senang berfoto di berbagai bagian Lawang Sewu, dan juga di salah satu gerbong dan lokomotif kereta api yang memang dijadikan hiasan.
Masuk ke Lawang Sewu dikenai biaya Rp5.000, dan tambahan Rp35 ribu jika ingin menggunakan pemandu wisata lokal, yang dikelola oleh pemuda di daerah tersebut. Silakan datang dan nikmati keindahan Lawang Sewu.






Objek Wisata Lain

Selain Lawang Sewu, Semarang juga memiliki Gedung Sam Po Kong yang didirikan Laksamana Cheng Ho dari China, laksamana pertama yang beragama Islam. Konon, awalnya bangunan itu diperuntukkan untuk masjid, tentu dengan gaya dan warna bangunan China. Namun dalam perkembangannya berubah menjadi kelenteng. Ada juga Gereja Bledug, Pecinan, dan berbagai bangunan tua lain yang memesona.
Yang tidak boleh dilewatkan saat Anda ke Semarang adalah wisata kuliner. Luar biasa kaya kota di Jawa Tengah ini dengan ragam makanan dan oleh-oleh.Ada sayur koyor, nasi ayam yang buka hingga dini hari di Simpang Lima, pecel, hingga bandeng presto dan lumpia.
Makanan di Semarang merupakan wujud perpaduan budaya antara Jawa dan China. Karakteristik makanannya unik. Selamat mencoba.

Belajar dari Malaysia


Sepuluh hari di Malaysia, kami habiskan uang sebesar Rp4 juta termasuk tiket pulang pergi untuk dua orang, tapi tidak termasuk biaya penginapan dan oleh-oleh.

APA yang dimiliki negeri tetangga, Malaysia, kita juga punya. Tapi belakangan kita terlalu terpuruk dengan polah korupsi dan hingar-bingar partai yang berebut kursi dan kekuasaan. Lupa membenahi hal-hal lain yang akan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat, semisal lewat hal sederhana tapi multipenanganan, pariwisata.
Dan inilah kisah dan pelajaran dari perjalanan wisata selama 10 hari menjelajah Kuala Lumpur, Ibukota Negara Malaysia.

Anak-anak (Kinara,8 dan Faik, 5) tidak mengenal capai menjelajah Kuala Lumpur, meski sebagian besar harus dilakukan dengan jalan kaki berkilo-kilo meter.
Tidak mengeluh saat harus berjalan selama kurang lebih satu jam menuju Menara Kembar. Tidak mengeluh meski setiap kali akan berpindah objek wisata, mereka harus mengayunkan kaki menuju stasiun monorail atau pun subway. Intinya tetap ceria sambil menggendong tas ransel sendiri yang berisi makanan kecil dan botol minuman.
Dan saat anggaran mulai menipis, mereka tidak protes meski hanya diajak ke toko buku, menuju rak buku anak, duduk dan asyik membaca atau sekadar melihat gampar. Ritual ke toko buku yang memang nyaman karena menyediakan tempat membaca bagi anak-anak ini, sampai dilakukan lebih dari 3 kali.

Bersantai di Sapu Lidi


Wisata tana kuliner jela tidak lengkap. Jika Anda ke Bandung, cobalah mampr ke Sapu Lidi Resort. Jamur goreng di tempat ini terbukti mengundang perdebatan. Ada yang merasa sedang makan daging ayam, ada juga yang bersikukuh rasa ikan.
Intinya, nikmat! Tidak ada kata lain yang bisa menggambarkan kenikmatan resep rahasia Bob Doank, pemilik Sapulidi Resort. Lokasi resor ini ada di dalam kawasan perumahan mewah Graha Puspa Cihideung, Lembang, Bandung.
Di tempat ini, silakan pilih aneka makanan tradisional yang sudah pasti menggoyang lidah. Tidak jauh dari pintu masuk, ada satu saung yang menjajakan aneka serabi. Mau serabi kinca (santan manis) atau olahan serabi kering, silakan langsung pesan. Jangan membayangkan serabi-serabi itu dijual berjajar di etalase kaca. Serabi dibuat langsung saat pesanan datang. Peramunya menggunakan peralatan masak tradisional, kayu bakar, dan cetakan tanah liat. Semuanya diatur asri ala pedesaan.

Penghambaan dan Megalitikum


MENYUSURI Sumba seperti membaca cerita novel. Karena pulau itu memiliki banyak kisah dan tradisi. Sebagian besar tetap bertahan hingga saat ini.
Sumba terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Minat saya terhadap pulau itu sudah lama tergugah. Tepatnya ketika menonton film Surat untuk Bidadari garapan Garin Nugroho.
Ketika kesempatan itu datang dari Panorama Tour dan maskapai penerbangan TransNusa, saya langsung menyambar. Seusai perjalanan, tidak ada rasa kecewa sedikit pun. Sumba ialah rimba budaya dan tradisi. Saya melihat dan mendapat banyak cerita bak kisah dalam novel. Tentang Merapu, -- kepercayaan mereka -- penghambaan, megalitikum, pasola, hingga kesadaran tentang kekuatan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.

Kota Sejuta Lilin



LARANTUKA adalah kota sejuta lilin, kota doa yang tak pernah henti
didaraskan.
Malam Jumat Agung (10/4), ratapan yang menggambarkan kepedihan Maria
karena harus menyaksikan penderitaan Yesus anaknya sebelum dan saat
disalib berkumandang dalam hening.
Keheningan hanya ditemani gumaman doa dan jutaan pendar lilin dari ribuan
masyarakat setempat dan peziarah. Lilin juga berpendar di jalan sepanjang
2 km yang dilalui prosesi. Pun di depan rumah-rumah penduduk.
“Pandang dan lihatlah, apakah ada kedukaan seperti kedukaanku?” begitu
kira-kira sebagian bunyi dari ratapan Ovos Omnes yang mewakili kedukaan
Maria, Bunda Yesus.


Di Kertha Gosa Saya Terpana


GAMBAR yang memenuhi langit-langit bangunan terbuka (pendopo) Kertagosa di bekas Istana Klungkug, Bali Timur terasa begitu indah. Hadir dengan warna-warna klasik dan dilukis dengan sangat detail.
Semula, kawasan bekas istana seluas 1,5 hektare (ha) itu terasa biasa-biasa saja. Ada bangunan pendopo kecil (Kerth Ggosa) di dekat pintu masuk, kemudian di bagian tengah ada bangunan batu dikelilingi air yang disebut Taman Gili, dan pintu gerbang istana di bagian belakang yang tetap dipertahankan hingga sekarang.
Sementara itu di sisi lain Taman Gili ada bangunan lebih modern yang berfungsi sebagai museum, yaitu Museum Daerah Semarajaya, diresmikan 28 April 1992. Seperti pada umumnya museum di Indonesia, suasananya terasa suram. Barang-barang dipajang dengan keterangan yang seakan sudah sama lapuknya dengan koleksi museum.
Lepas dari museum, bagungan Taman Gili mengingatkan saya pada Taman Sari yang juga menjadi tempat peristirahatan sultan-sultan Jogjakarta bersama para selirnya.


 Kertagosa  
 
Dari semua yang ada di kawasan bekas Istana Klungkung, Pendopo   Kertha Gosalah yang mampu membuat saya terpana. Berlama-lama saya menatap langit-langit pendopo. Dipastikan, hampir semua wisatawan mancanegara maupun domestic berdiri terpana.
Langit-langit itu penuh gambar klasik dari abad 18, yang menggambarkan salah satu kisah Mahabarata. Bukan tentang perang saudara, tapi mengisahkan hukuman manusia di alam lain, sesuai dengan karma yang harus disandang berdasarkan perbuatan di alam fana.
Di salah satu sisi langit pendopo yang berbentuk kerucut, tergambar adegan seorang perempuan yang berjalan di atas bara api karena telah melakukan aborsi. Ada juga kisah hukuman untuk manusia yang suka membunuh binatang. Dalam gambar itu manusia berganti peran menjadi kuda, sementara kuda menjadi saisnya.
Beberapa cerita yang disampaikan Asta, salah satu pemandu wisata kami, membuat suasana di pendopo hening. Namun toh tak mampu menghilangkan keindahan gambar di langit-langit Kertagosa.
Apa sebenarnya fungsi Kertha Gosa di zaman dulu? Sebelum Belanda menguasai Bali, Pendopo Kertagosa digunakan sebagai tempat diskusi keamanan dan kesejahteraan rakyat oleh raja-raja di Bali. Fungsi Kertagosa berubah saat Belanda datang sekitar 1908, fngsi Kerth Ggosa berubah menjadi Pedopo Pengadilan. Jika ada kasus, raja berfungsi sebagai hakim, didampingi patih, pendeta dan wakil dari pihak Belanda.

 Monumen Puputan
Usai menjelajahi Istana Klungkung, saya kembali ke bus yang kebetula ada di depan Monumen Puputan. Pemandu wisat berkisah, monument itu untuk menghormati Raja Klungkung yang memutuskan melawan Belanda sampai titik darah penghabisan.
Dikisahkan, sekitar 1908 penduduk Klungkung menemukan perahu terdampar di antai dengan peti-peti kosong yang sudah terbuka. Temuan itu dilaporkan pada Raja Klungkung.
Raja Klungkung memerintahkan agar tidak ada satu pun rakyat yang menyentuh perahu tersebut. Beberapa hari kemudian, datang utusan dari Belanda yang menuduh terjadi perampokan perahu oleh masyarakat Klungkung. Raja menolak tuduhan tersebut. Belanda kemudian mengancam, jika Raja Klungkung tidak mau mengaku dan mengganti, maka Belanda akan melakukan penyerangan.
Saat itulah Raja Klungkung mengatakan, bahwa rakyat Klungkung siap melakukan perang puputan atau perang sampai mati.
Untuk menghormati keberanian itu, kemudian dibangunlah Monumen Klungkung di tengah-tengah Kota Semarapura, Kabupaten Klungkung, Bali Timur. Monumen setinggi 28 meter itu diresmikan pada 1992. ***

Sepanjang Jakarta-Amsterdam-Paris

Kincir angin dalam perjalanan Thailys Train Amsterdam-Paris/Foto-foto by Lintang







BERWISATA ke Paris lewat Amsterdam. Amboiii...14 jam dilalui dalam pesawat, satu jam transit di Dubai. Setiba di Scipool, bandar udara Amsterdam, perjalanan dilanjutkan  menggunakan Thalys Train ke Paris.

Enam jam perjalanan di dalam kereta yang dilengkapi free wifi tidak begitu terasa. Di beberapa tempat kereta berhenti, mengangkut dan menurunkan penumpang, termasuk di Belgia, negara keempat yang masuk dalam daftar perjalanan kami Jakarta-Paris.

Setiba di Paris, kami habiskan sore di sepanjang Sungai Seine. Keesokan harinya, perjalanan melelahkan tapi menyenangkan pun dimulai, bersama rombongan Garuda Indonesia yang akan melakukan penjemputan pesawat baru model Airbus A330-200.

  
 Menara Eiffel


Di kaki Eiffel

Di siang hari, Paris lumayan riuh. Utamanya di objek-objek wisata yang menjadi daftar wajib kunjung wisatawan, seperti Menara Eiffel dan Museum Lovre tempat lukisan terkenal karya Leonardo Da vinci, Senyum Monalisa bersemayam.

Menara Eiffel riuh rendah. Ratusan orang berdesakan, saling foto, menonton pertunjukan breakdance, mencoba menawar suvenir, sampai antrean mengular untuk menaiki menara. Wisatawan hanya diperkenankan naik di dua lantai Eiffel. Kemiringan bangunan yang kian doyong jadi pertimbangan utama. Setelah melewati sekitar 10 menit, akhirnya, tiba juga giliran menjejali lift menuju lantai satu dan dua.

Paris dari atas Menara Eiffel

Dari atas Eiffel,. hamparan Paris terlihat jelas. Bangunan, bangunan tinggi, bersanding dengan Sugai Seine, jembatan cantik dan deretan cruise berjajar rapi.
Sayang, pemandu wisata kami, Denise Pecastain, hanya memberi waktu duapuluh menit. Jadi, kami harus segera turun. Di halaman Eiffel beberapa anggota rombongan masih sempat menawar gantungan kunci berbentuk menara Eifel. Dari satu euro untuk satu gantungan kunci, menjadi 7 gantungan seharga satu euro. Salim, salah satu penjual imigran cukup lancar menyebutkan angka 1-7, kata murah, dan terimakasih.



                                                                            Notre Dame 


Notre Dame
Berpose di gembok cinta
Sungai samping Notre Dame


Perjalanan dilanjutkan ke Notre dame, gereja dengan bangunan sangat indah. Lagi-lagi hanya 20 menit untuk menelusuri tempat seluas itu. Sebelum pintu masuk Notre Dame, terdapat sebuah jembatan berpagar besi yang dipenuhi kunci gembok.
 Menurut Dennise, gembok itu perlambang kekuatan cinta dan persatuan sepasang muda-mudi. Jadi, setiap pasangan bisa mengikuti tradisi memasang satu gembok bertuliskan nama mereka. Romantiss nian ide orang-orang Prancis. :D


          
                                                                         Museum Louvre 



Kubah Lovre

Dari Notre Dame perjalanan berlanjut ke Museum Louvre. Bangunannya indah, bangunan tua bersanding dengan bangunan modern berbentuk kubah. Di tempat ini ribuan wisatawan berkeliaran. Luar biasa padat, apalagi di bagian dalam. Saking padatnya, untuk ke kamar kecil -- utamanya perempuan -- harus mengantre lebih dari 10 menit. 

 Di Louvre, lagi-lagi Denisse hanya memberi waktu sangat sedikit. Seorang teman mengeluh karena rencana membeli duplikat lukisan Senyum Monalisa tak bisa terwujud.


Halaman depam Museum Louvre

Datang bersama rombongan tur, benar-benar tidak memungkinkan mengeksplore satu tempat sampai tuntas. Semuanya serba tergesa-gesa karena acara dipadatkan supaya bisa mendatangi banyak tempat...fuiiih...
 Jadi, rencana untuk menelusuri jejak cerita dalam novel populer Da Vinci Code pun gagal. Rencana menikmati banyak hal gagal dwujudkan. Dan sore ketika harus kembali ke hotel, kepadatan Paris masih juga terasa. Jalanan macet, meski tidak separah Jakarta...:D

Satu Kisah di Pabrik Airbus

Pembuatan Airbus A380, generasi baru yang akan diluncurkan 2012/foto-foto by Lintang


Terobosan Airbus dengan dikomandoi dua pilot

INILAH gedung paling besar di Eropa! Klaim itu diucapkan Stefani, Public Relation perusahaan pesawat Airbus, satu dari dua perusahaan pesawat komersial besar yang diperhitungkan di dunia, selain Boeing.

Pabrik Arbus terletak di Toulouse, sebuah kota kecil di selatan Prancis. Udara di daerah yang sering disebut sebagai kota pelajar ini jauh lebih hangat dibanding Paris, ibukota Prancis. Buat saya, Toulouse yang sering juga disebut Kota Pink (banyak bangunan sengaja dipertahankan menggunakan batu bata telanjang), jauh terasa lebih nyaman dibanding Paris. Barangkali perbandingannya seperti Jakarta dan Jogja.

Kembali ke Sepenggal Kisah di Pabrik Airbus, sungguh menyenangkan bisa mendapat kesempatan melakukan touring di pabrik pesawat komersial besar ini. Kesempatan datang saat mengikuti acara pengambilan pesawat baru A330-200 milik Garuda dari Toulouse menuju Jakarta.
Di hanggar pabrik, potongan pesawat berbadan besar tampak diselimuti lintasan-lintasan besi dan peralatan. Suasana pabrik sangat tenang, masing-masing karyawan bekerja di bagian tubuh pesawat, sesuai keahlian masing-masing.

Salah satu kegiatan perakitan
 Pemandu yang menggantikan Stefani selama di dalam pabrik, menjelaskan potongan-potongan badan, sayap, bagian depan, dan belakang pesawat dibuat di pabrik Airbus di negara-negara berbeda. Bagian sayap misalnya, dibuat di Inggris. Potongan-potongan tersebut kemudian dibawa lewat jalur sungai, dan dirakit di Toulouse.


Setelah selesai perakitan, dilakuklan ujicoba penerbangan ke Hamburg, tempat finishing kokpit dan interiror pesawat. Tentu yang satu ini dilakukan sesuai permintaan pelanggan. Setelah itu, ada yang sebagian dibawa kembali ke Toulouse, ada juga yang diambil konsumen di Hamburg.


Lalu pada kesempatan berbeda, pihak Airbus menjelaskan sejarah perkembangan jenis pesawat berbadan besar yang jadi cikal bakal pesawat Airbus jenis family, termasuk A330-200 yang baru saja dibawa ke Tanah Air oleh Garuda Indonesia Airways, Sabtu (16/5).

Dan amboi, pihak Airbus mengakui perkembangan pesawat berbadan besar dengan dua kokpit, tidak terlepas dari peran Garuda Indonesia Airways. Loh...loh...bagaimana kisahnya?

Pada 1979, Garuda Indonesia memesan sembilan  peawat Airbus A300-B4, pesawat bermesin ganda dan berbadan lebar pertama di dunia. Namun, Garuda memberi persyaratan akan membeli pesawat tersebut, jika Airbus melakukan perombakan pada kokpit. Tuntutannya, ialah menjadikan ruang kokpit menghadap ke depan dengan hanya dikomandoi dua pilot, tanpa teknisi penerbangan tambahan.

Syarat itu membuat pihak Airbus melakukan kajian khusus. Maklum, ketika itu, pesawat berbadan besar pertama di dunia itu masih dikomandoi lebih dari dua pilot. Itu pun masih harus dilengkapi dengan teknisi tambahan.

Syarat yang diajukan tidak sia-sia. Pihak Airbus akhirnya menyatakan sanggup. dan pada 1982, Garuda Indonesia menjadi pembeli pertama pesawat berbadan besar A300 dengan hanya dikomandoi dua pilot dan rancanangan kokpit menghadap ke depan.

Kini, hampir seluruh maskapai penerbangan di dunia menggunakan pesawat berbadan besar jenis A300 dengan model kokpit yang dkomandoi dua pilot. Rancangan ini menjadi terobosan menuju penghematan, diiringi kemajuan kecanggihan teknologi yang digunakan Airbus. ***

Dua Jam di Sungai Seine


Dinner Cruise on the Seine River/Foto Foto by Lintang








Menara Eiffel dalam siraman cahaya


DUA jam di Sungai Seine, Paris, menambah pengertian, mengapa orang Prancis dikenal romantis.
Di malam hari, Paris selalu bermandikan cahaya. Kilau Menara Eifel menjulang menggapai langit. Pendar lampu menyirami bangunan-bangunan tua yang memancarkan misteri dan keromantisan.

Nah, dengan siraman cahaya seperti itu, bagaimana setiap pasangan bisa mengelak dari sebuah suasana romantis? Setidaknya, dua jam menikmati santap malam di atas cruise yang berlayar di Sungai Seine memberi pemahaman itu.




Notre Dame, indah di senja hari

Sepanjang pelayaran, beberapa bangunan bersejarah membuat terpana. Kemisteriusan Gereja Notre Dame yang tersohor, Museum Lovre, Palaisse deChaillot, jembatan bertabur pendar cahaya lampu, dan tentu saja Eifel yang berdiri terang benderang.



Dinner Cruise on the Seine River  menjadi salah satu lagu wajib bagi para wisatawan berkantong cukup tebal. Termurah, dua jam pelayaran dikenai biaya 150 euro atau sekitar Rp1.750 ribu.

Dengan cruise tersebut, wisatawan sekitar tigakali diajak menyusuri dan memutari Sungai Seine, sebelum akhirnya kembali ke dermaga dengan latar kilau luar biasa ratusan lampu di Menara Eifel.


Selama dua jam santap malam di Sungai Seine gema tawa dari para pencinta dinner romantis terus menggema. Kian kencang seiring kucuran sampanye dan wine. Semua terlihat menikmati, diiringi alunan musik dan sraman cahaya.
Makanan penutup



Nkmati, nikmati. Rasanya gema perintah seperti itu melingkupi semua orang. Bercerita, tertawa dan berfoto tiada henti, meski buat saya, kecocokan makanan sedikit mengganggu.
Tapi setidaknya, makanan penutup di Kota Napoleon Bonaparte ini bisa selalu membuat saya tersenyum karena lezaaat . ***

Tahun Ini Garuda Buka Tiga Rute Internasional


Kru Garuda Indonesia berpose di depan pesawat baru A330-200 di Toulouse, Paris.    





 SAATNYA bangga dengan maskapai penerbangan negeri sendiri. Kiprah Garuda Indonesia Airways (GIA) mulai mengancam pasar penerbangan global. Perlahan, Garuda mulai menggerogoti pangsa pasar maskapai penerbangan asing yang bergerak di kelas yang sama, menengah atas.
Tahun ini, Garuda akan membuka tiga rute internasional baru ke Manila, taipei, dan salah satu kota di India. Selain rute, layanan jelas jadi andalan utama. Coba rasakan terbang jarak pendek, menengah, dan jauh dengan Garuda. Kemudian bandingkan dengan layanan maskapai penerbangan asing lainnya,
 dipastikan Anda tidak akan kecewa.
Setidaknya, komentar seperti itu muncul dari beberapa owner agen-agen perjalanan besar seperti Anta, Shila, dan Panorama Tour. Pramugarinya cantik-cantik pula…hmmm…itu kata mereka saat membandingkan tampilan pramugari dari beberapa maskapai asing lain.

Apa saja sih bentuk layanan peningkatan GIA? Teranyar, manajemen Garuda baru saja menambah jumlah armada. Bulan April ini, Garuda mendatangkan dua pesawat baru, satu pesawat berbadan besar jenis Airbus 330-200 dan satu lagi jenis Boeng 737-800.
Kedatangan dua pesawat baru tersebut bakan berimplikasi pada penambahan frekuensi penerbangan dalam dan luar negeri.  A330-200, akan digunakan untuk memperkuat rute menengah  seperti ke Australia, Seoul, Hong Kong, China dan Jepang. 
Frekuensi penerbangan ke negara-negara itu akan segera ditambah, kurang lebih dalam waktu dua bulan ke depan,” ujar Direktur Marketing dan Sales Garuda Indonesia Arif Wibowo ketika berbincang di Toulouse, Prancis, saat penjemputan A330-200.
Kedatangan A330-200 Sabtu (16/5) merupakan pesawat kedua dari 11 pesawat baru yang direncanakanGaruda tahun 2011 ini. Sebelumnya, Januari lalu GIA telah mendatangkan pesawat jenis B737-800 NG.
Pada 2009, Garuda Indonesia telah mendatangkan 6 pesawat, yaitu 3 A330-200 dan 3 B737-800 NG. Pada 2010 Garuda mendatangkan sebanyak 24 pesawat baru, terdiri dari 23 B737-800 NG dan satu A330-200. Melalui Program Quantum Leap, hingga tahun 2015 di rencanakan Garuda Indonesia akan memiliki sebanyak 153 pesawat yang terdiri dari B737-800NG, A330-200, dan B777-300ER .
Peningkatan jumlah armada akan diiringi dengan penambahan rute dan peningkatan frekuensi penerbangan, dari sekitar 1.700 frekuensi penerbangan per minggu pada tahun 2009  akan menjadi lebih dari 3.000 penerbangan per minggu di tahun 2014.  Jumlah produksi (ASK) ditingkatkan dari 20.228 di tahun 2009 menjadi 64.638 di tahun 2014, atau naik 320%. Jumlah penumpang juga ditargetkan akan meningkat dari sekitar 10 juta penumpang (2009) menjadi 27 juta penumpang di tahun 2014.
Kehadiran A330-200 bulan ini akan digunakan untuk memperkuat atau memperbanyak rute ke Australia, Hong Kong, Korea dan Jepang. Selain itu, beberapa frekuensi rute dalam negeri juga akan ditambah.
Di antaranya  Jakarta-Palembang dari 8 menjadi 9 kali penerbangan dalam satu hari. Batam dari  3 menjadi 4 penerbangan dalam satu hari, Padang dari 3 menjadi 4 penerbangan dalam sehari, dan Surabaya dari 15 menjadi 16 penerbangan dalam satu hari.
Balikpapan dari 7 menjadi 8 penerbangan sehari, Jogjakarta-Denpasar dari 2 menjadi 3 penerbangan sehari, dan Surabaya-Denpasar dari 3 menjadi 4 penerbangan sehari.
Selain penambahan frekuensi, tahun ini Garuda juga berencana membuka beberapa rute baru internasioanal dan domestik. Di rute internasional  ke Manila, Taipei dan India menjadi target sasaran. Sedangkan domestic,  akan dibuka rute penerbangan Balikpapan – Surabaya, Balikpapan – Jogjakarta, dan Balikpapan – Makassar. ***

Ada Kebun Binatang dan FO di Ceger

 CEGER? dimana sih Ceger? Itu kalimat pertama yang dilontarkan banyak orang. Padahal bagi yang tinggal di Jakarta, Ceger itu dekat-dekat saja. Arah Taman Mini Indonesia Indah, kemudian melewati Kampung Artis, sampai deh di Ceger.

Lalu, apa yang bisa dilihat di daerah ini? Nah, pertengahan Maret lalu (2011), dibuka objek wisata baru, taman dan kebun binatang mini Indraloka. Pertanyaan selanjutnya, apakah selengkap Kebun Binatang Ragunan? Jawabnya jelas tidak.


Namun, Taman Indraloka menarik dikunjungi. Merupakan perpaduan antara wisata belanja, kuliner, taman bermain anak, dan kebun binatang mini. Jumlah hewan yang bisa dilihat cukup banyak, mulai dari aneka burung sampai kanguru. Semua hewan di Indraloka merupakan binatang peliharaan Hendro priyono, Jenderal yang mantan Kepala badan intelejen Negara ( BIN) itu.




Indraloka menempati tanah seluas ,5 hektare. Awalnya merupakan tanah pribadi, kemudian pertengahan Maret lalu, resmi dijadikan objek wisata. Harga tiketnya sangat terjangkau, Rp5.000/orang. Masyarakat yang datang bebas mengelilingi Taman indraoka untuk melihat koleksi binatang yang ada di tempat tersebut.

Jika ingin berbelanja, berdiri factory outlet (FO) milik raja FO Bandung perry Tristianto yang memajang koleksi cukup lengkap.

Mencari Bali di Bumi Parahiyangan




BANDUNG lagi, Bandung lagi! Nyatanya Kota Kembang memang jadi pusat kreativitas. Berlibur ke Bumi Parahiyangan tetap jadi pilihan warga Jakarta dan sekitarnya. Objek wisatanya beragam, mulai dari wisata keluarga, kuliner, alam, sampai shopping.

Jika Anda ke Bandung, ada satu lagi tempat yang patut dikunjungi. Bali Heaven yang terletak di perempatan Jalan Pasir Kaliki menjanjikan suasana berbeda. Pemiliknya Perry Tristianto mengusung Bali ke Bumi Parahiyangan.


Di tempat ini, wisatawan Nusantara mau pun lokal yang rindu suasana Bali bisa terpuaskan. Di lahan yang sangat luas, Perry mengusung budaya, kuliner, hingga berbagai kerajinan dan oleh-oleh khas Bali. Melengkapi semua itu, dibuka Factory Outlet Bali heaven yang menawarkan beragam kebutuhan pria, wanita, anak-anak.


Jadi Bangsawan di Punggung Gajah



ADA kumpulan gajah di Bali? Itu sih sudah banyak orang yang tahu. Tapi jangan sekadar tahu. Coba rasakan sendiri saat dijemput gajah, duduk di punggungnya, lalu diantar ke tempat sarapan. Teman saya bilang, seperti raja dan ratu atau paling tidak bangsawan dari India dan Thailand.


Saya sendiri malah teringat film Anna and The King (1999) yang dibintangi Jodie Foster dan Chow Yun Fat. Utamanya saat diajak bersafari siang dan malam hari dengan trek sepanjang kurang lebih 2-3 km. Cakupannya area Elephant Safari Park di Desa Taro, Bali, dan jalanan umum yang melintasi perkebunan penduduk.


Cara naik ke punggung gajahnya mudah saja karena di setiap kamar, perhentian awal maupun akhir, selalu berbentuk rumah panggung yang tingginya sejajar dengan tinggi gajah. Jadi tinggal menginjak punggungnya sedikit, kita sudah bisa langsung duduk di kursi kayu yang disediakan.

Awalnya memang cukup tegang. Tapi lama-kelamaan badan bisa mengikuti irama langkah kaki gajah. Sesekali binatang asal Sumatra ini berhenti sejenak, mengonsumsi buah hutan yang jatuh di jalanan. Mereka juga senang mengumandangkan suara lenguhan kencang yang sering kali disahuti rekan sesama gajah. Bisa dipastikan putra-putri Anda akan menampilkan wajah takjub dan teriakan senang.


Wisata edukasi


Elephant Safari Park Bali bukan hanya menawarkan wisata petualangan. Mereka juga membuat konsep wisata pendidikan. Pengetahuan pengunjung yang datang di area seluas 3,5 hektare ini akan bertambah, dan diharapkan bisa menggugah rasa cinta pada alam dan lingkungan.

Sambil bersafari menikmati pemandangan dari atas punggung gajah, pawang yang memegang kendali akan menjawab semua pertanyaan. Misalnya, gajah itu ternyata perlu makan 200-250 kg per hari. Makanannya daun dan pelepah pohon pisang serta kelapa. Mereka butuh minum 80 liter per hari, hanya sedikit tidur dan hampir terus-menerus mengunyah makanan. Juga diinformasikan seputar bagaimana tingkah laku mereka. Arum, misalnya, merupakan gajah betina yang suka berjalan cepat. Mr Wong menjadi semacam jagoan di kawasan itu. Sifatnya jelas tak mau kalah, dialah pejantan dari tiga gajah yang hamil, dua di antaranya sudah melahirkan.

Merogoh Kocek di Kampung Gajah


 SOAL Kreativitas, Bandung memang gak ada matinya. Bosan dengan wisata yang itu-itu saja, jangan khawatir. Di Kota Kembang, objek wisata baru tidak pernah berhenti bermunculan. Kini, di Kawasan Lembang, tepatnya di Jalan Sersan Bajuri,  hadir objek wisata baru, Kampung Gajah.
Apa yang bisa dilakukan di Kampung Gajah? Jawabnya buanyaaaaak. Anak-anak pasti suka. Ada ATV,

 Gokart, mobil dan sepeda motor kecil di lapangan teletabbies, taman bermain (play ground) yang dilengkapi dengan sepeda dan becak kecil, sampai flying fox. Yang disebutkan itu,m baru sebagian.
Soal makan, tempat ini juga menawarkan jajanan cukup lengkap. Restoran Jepang, makanan khas Sunda, sampai gerai kecil-kecil yang menjual batagor hingga tahu gejrot (makanan khas Cirebon).
Di tempat ini, dijamin, anak-anak senang, antusias Ingin mencoba ini, itu. Sebagai bayaran, siap-siaplah merogoh kocek dalam jumlah besar. Di Kampung Gajah, fasilitas permainan dibanrol cukup mahal.
Saat kami sekeluarga dating, Tiket ATV besar dikenai tiket sebesar Rp125 ribu, ATV anak Rp30 ribu dan Rp40 ribu/10 menit (harga tergantung jenis ATV), perahu karet Rp25 ribu/10 menit, perahu mesin Rp50 ribu/10 menit, dsb.
Di pintu masuk Kampung Gajah, tertulis harga tiket untuk anak dan orang dewasa, juga kendaraan. Saya lupa berapa harga tiketnya, karena saat datang Senin (28/3), petugas mengatakan bebas biaya masuk, kecuali untuk kendaraan.

Taman Kekuasaan dan Cinta

 INI tempat raja memilih selir, menyaksikan tarian dan memandangi daerah kekuasaannya dari puncak Pulau Kenanga.
Berwisata ke kompleks keraton? uuuh jangan-jangan membosankan. Barangkali itu yang pertamakali mampir di benak banyak wisatawan, khususnya dari dalam negeri. Jangan berprasangka dulu sebelum melihat.
Coba tengok Taman Sari, tempat mandi para selir Sultan Yogyakarta. Pemandangan dan cerita di balik semua itu akan membangkitkan sesuatu di dalam hati Anda. Teman saya bilang, itu bagian dari romantisme. Ada lagi yang mengatakan, cerita yang disampaikan akan mengusik semangat persamaan gender.
Mana yang benar, sangat tergantung pada pribadi masing-masing. Yang jelas, Taman Sari akan membangkitkan beragam perasaan. Mungkin kagum, heran, hormat, gemas, atau entah apa lagi yang bisa muncul.