Belajar dari Kuala Lumpur

Semua kita punya, sayang tidak terkelola dengan baik. Kenyamanan transportasi jadi kendala utama...

Penghambaan dan Megalitikum

Hatiku tergetar setiap kali mengenang Sumba Barat, kabupaten di NTT yang kaya budaya dan masih kuat mempertahankan adat...

Dari Karimun Jawa sampai Lawang Sewu

Berenang dengan ikan hiu? Karimun Jawa tempatnya. Datangi juga Lawang Sewu, gedung tua yang terbengkalai, tapi jadi tempat eksperimen foto yang menakjubkan...

Berpetualang di Tanjung Puting

Bisa menyusuri sungai, melihat buaya, kera ekor panjang, kunang-kunang dan tingkah polah orang utan, rasanya memang layak diperjuangkan...

Dua Jam di Sungai Seine


Dinner Cruise on the Seine River/Foto Foto by Lintang








Menara Eiffel dalam siraman cahaya


DUA jam di Sungai Seine, Paris, menambah pengertian, mengapa orang Prancis dikenal romantis.
Di malam hari, Paris selalu bermandikan cahaya. Kilau Menara Eifel menjulang menggapai langit. Pendar lampu menyirami bangunan-bangunan tua yang memancarkan misteri dan keromantisan.

Nah, dengan siraman cahaya seperti itu, bagaimana setiap pasangan bisa mengelak dari sebuah suasana romantis? Setidaknya, dua jam menikmati santap malam di atas cruise yang berlayar di Sungai Seine memberi pemahaman itu.




Notre Dame, indah di senja hari

Sepanjang pelayaran, beberapa bangunan bersejarah membuat terpana. Kemisteriusan Gereja Notre Dame yang tersohor, Museum Lovre, Palaisse deChaillot, jembatan bertabur pendar cahaya lampu, dan tentu saja Eifel yang berdiri terang benderang.



Dinner Cruise on the Seine River  menjadi salah satu lagu wajib bagi para wisatawan berkantong cukup tebal. Termurah, dua jam pelayaran dikenai biaya 150 euro atau sekitar Rp1.750 ribu.

Dengan cruise tersebut, wisatawan sekitar tigakali diajak menyusuri dan memutari Sungai Seine, sebelum akhirnya kembali ke dermaga dengan latar kilau luar biasa ratusan lampu di Menara Eifel.


Selama dua jam santap malam di Sungai Seine gema tawa dari para pencinta dinner romantis terus menggema. Kian kencang seiring kucuran sampanye dan wine. Semua terlihat menikmati, diiringi alunan musik dan sraman cahaya.
Makanan penutup



Nkmati, nikmati. Rasanya gema perintah seperti itu melingkupi semua orang. Bercerita, tertawa dan berfoto tiada henti, meski buat saya, kecocokan makanan sedikit mengganggu.
Tapi setidaknya, makanan penutup di Kota Napoleon Bonaparte ini bisa selalu membuat saya tersenyum karena lezaaat . ***

Leave a Reply